Catatan Sejarah dan Prasejarah

Oleh : mitha-blog | Tanggal : 2021-06-11 23:59:44 | Kategori : akademik , | Komentar : 0

Catatan sejarah

Ahli peristiwa meraih informasi mengenai jaman lampau berasal dari beragam sumber, layaknya catatan yang ditulis atau dicetak, mata duit atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta berasal dari wawancara (yang kerap disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bhs Inggris).

Untuk peristiwa modern, sumber-sumber utama informasi peristiwa adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini mampu digunakan untuk penelitian sejarah.

Karena tergantung terhadap periode yang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian peristiwa terhitung tergantung terhadap historiografi, atau langkah pandang sejarah, yang tidak serupa satu bersama dengan yang lainnya.

Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: kepentingan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna berikan pujian atau kritik terhadap pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olahraga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan spesial (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.

Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut mesti dipilah-pilah. Metode ini disebut bersama dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi jadi dua macam, yakni ekstern dan intern. Kritik ekstern adalah kritik yang pertama kali mesti ditunaikan oleh sejarawan sementara dia menulis karyanya, terutama terkecuali sumber peristiwa tersebut bersifat benda.

Yakni bersama dengan melihat validisasi wujud fisik karya tersebut, mulai berasal dari bentuk, warna dan apa saja yang mampu dilihat secara fisik. Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat berasal dari mengisi sumber tersebut, apakah mampu dipertanggungjawabkan atau tidak.

Wawancara terhitung dipakai sebagai sumber sejarah. Namun mesti pula sejarawan melakukan tindakan parah baik dalam pemilahan narasumber sampai bersama dengan translasi ke wujud digital atau tulisan.

 

Sejarah dan prasejarah

Dulu, penelitian mengenai peristiwa terbatas terhadap penelitian atas catatan tercantum atau peristiwa yang diceritakan. Akan tetapi, bersamaan bersama dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan cabang pengetahuan pengetahuan yang baru kurang lebih abad ke-19 dan 20, terdapat pula informasi peristiwa baru.

Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya tetap mengimbuhkan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru mengenai peristiwa manusia. Banyak ahli peristiwa yang bertanya: apakah cabang-cabang pengetahuan pengetahuan ini terhitung dalam pengetahuan sejarah, karena penelitian yang ditunaikan tidak cuman atas catatan tertulis? Sebuah makna baru, yakni nirleka, dikemukakan. Istilah "prasejarah" digunakan untuk mengelompokan cabang pengetahuan pengetahuan yang meneliti periode sebelum akan ditemukannya catatan peristiwa tertulis.

Pada abad ke-20, pemisahan antara peristiwa dan prasejarah mempersulit penelitian. Ahli peristiwa sementara itu coba meneliti lebih berasal dari sekadar narasi peristiwa politik yang biasa mereka gunakan.

Mereka coba meneliti memakai pendekatan baru, layaknya pendekatan peristiwa ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya butuh beraneka ragam sumber. Di samping itu, ahli prasejarah layaknya [Vere Gordon Childe] memakai arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian perlu di tempat-tempat yang umumnya terhitung dalam lingkup peristiwa (dan bukan prasejarah murni).

Pemisahan layaknya ini terhitung dikritik karena mengesampingkan lebih dari satu peradaban, layaknya yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum akan kehadiran Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama lebih dari satu dekade belakangan ini, pemisahan antara peristiwa dan prasejarah lebih dari satu besar udah dihilangkan.

Sekarang, tidak ada yang tahu tentu kapan peristiwa dimulai. Secara lazim peristiwa diketahui sebagai pengetahuan yang mempelajari apa saja yang diketahui mengenai jaman lantas umat manusia (walau udah hampir tidak ada pemisahan antara peristiwa dan prasejarah, ada bidang pengetahuan pengetahuan baru yang dikenal bersama dengan Sejarah Besar).

Kini sumber-sumber apa saja yang mampu digunakan untuk tahu mengenai sesuatu yang terjadi terhadap jaman lampau (misalnya: peristiwa penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh umumnya ahli sejarah.

baca juga artikel lainnya mengenai:


Tinggalkan Komentar

Pastikan semua kolom sudah terisi dengan benar!.
kirim komentar