Jogja, 10 Oktober 2015. Tsaah kalimat pertamanya asik ya. Hahaha, okay serius.
Tujuan utama saya membuat artikel ini adalah untuk dokumentasi pemikiran saya, jadi jika sewaktu-waktu kesulitan me-recall pengetahuan tersebut, saya tinggal buka dan baca di blog. Di samping itu, melihat fenomena sosial dengan paradigma bahwa megapiksel (MP) berbanding lurus dengan kualitas gambar yang dihasilkan sebuah kamera, membuat saya terpancing menyusun artikel ini. Sering saya lihat teman-teman yang memilih kamera berdasarkan megapiksel. Sedikit saya luruskan, bahwa megapiksel adalah jumlah piksel (pixel) dalam sebuah gambar, semakin besar megapiksel maka semakin besar kemungkinannya gambar tersebut dicetak, that’s it. Sebuah file gambar 6MP dapat dicetak hingga sebesar 10”x6.5” dan 24MP dapat dicetak hingga 20”x13.3”, lebih dari itu maka kualitas gambar menurun atau pecah.
Kemudian timbul pertanyaan, lalu spesifikasi apa yang mengindikasikan hasil jepretan kamera tersebut bagus. Okay, kita bahas satu persatu.
- Dimensi Sensor
Setiap akan membeli kamera atau seorang teman yang meminta rekomendasi kamera, maka poin pertama yang saya sarankan adalah lihat dimensi atau ukuran Sensor. Bagian ini merupakan part paling vital dari sebuah kamera. Sensor merupakan “Negative Film” bagi kamera digital. Semakin besar sensor, semakin baik kualitas gambar yang dihasilkan.
Begini ilustrasinya:
Gambar 1. Perbandingan Ukuran Sensor (tidak dalam skala)
Contoh kamera dengan ukuran sensor:
- Fullframe : Canon EOS 1DX, Nikon D810, dll
- APS-C CF 1.5 : Sony A6000, Fujifilm X-A2, Nikon D5100, dll
- APS-C CF 1.6 : Canon 7D, Canon 1200D, dll
- Four-Thirds (4/3") : (rata-rata kamera panasonic dan Olympus) Panasonic LX100, Olympus E-410, dll
- 2/3" : Fujifilm X30, Olympus C8080, dll
- 1/2" : (kamera pocket pada umumnya) (go pro hero4 black/silver 1/2.3")
- 1/3" : (iphone 5s, iphone 6)
Gambar 2. Perbandingan hasil dari dimensi sensor yang berbeda
2. Dynamic Range
Langkah selanjutnya dalam memilih kamera adalah dengan membandingkan Dynamic-Range nya. Spesifikasi ini menjabarkan rentang kontras warna yang dapat ditangkap kamera. Semakin luas cakupannya, maka semakin baik hasil jepretannya.
Untuk lebih jelasnya dapat lihat gambar di bawah ini.
Gambar 3. Perbedaan Dynamic-Range
Terlihat bahwa Normal-Dynamic-Range tidak mampu merekam rentang kontras yang tinggi, sedangkan High-Dynamic-Range mampu merekam daerah gelap dan daerah terang dengan baik. Bandingkan pepohonan dan langit pada 2 gambar tersebut. Normal-Dynamic-Range mampu menangkap daerah gelap pada pepohonan namun mengorbankan detail langit, sedangkan gambar yang kanan, daerah gelap pepohonan dan detail langit (biru dan awan) tetap terekam dengan baik.
3. Kualitas ISO
Semakin tinggi ISO yang kita gunakan, semakin banyak noise yang dihasilkan. Tetapi, jumlah noise pada ISO 400 pada kamera A belum tentu sama dengan jumlah noise pada ISO 400 pada kamera B. Tentunya dengan ISO sama tetapi jumlah noise lebih rendah merupakan calon kamera andalan.
Nah 3 poin tersebut merupakan andalan saya pribadi dalam memilih kamera. Walaupun untuk mendapatkan informasi spesifikasi poin-poin tersebut sedikit susah, tidak semua merk kamera blak-blakan masalah 3 poin tersebut, tapi dengan kerja keras dan konsistensi tinggi (#sikap), dengan izin Tuhan info tersebut bisa didapat dari situs-situs review kamera.
Bukan berarti spesifikasi lainnya tidak penting. Masih ada lebar difragma, iso maksimal, kecepatan autofokus, dan spefisikasi non teknis seperti ketersediaan wifi, kompatibilitas dengan aksesoris 3rd party dapat menjadi pertimbangan dalam memilih kamera. Semoga kita mampu menikmati dan memahami kamera yang kita miliki, maka akan muncul rasa syukur, karena teknologi tidak ada habisnya. Be Wise!!
Salam Jepret!!