Aldin Ardian, ST, MT

  aldin ardian tambang

Trotoar Trottoir

Oleh : aldinardian-blog | Tanggal : 2015-07-30 13:09:27 | Kategori : Random Thought , | Komentar : 1

gambar


Sudah sekitar 3 tahun terakhir ini saya tertarik dengan “TROTOAR”. Yups trotoar yang merupakan jalan kecil yang terletak di tepi jalan, seharusnya untuk pejalan kaki. Rasa ketertarikan saya bermula ketika saya kuliah di Bandung, beberapa kali saya berjalan kaki untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, bukan dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi. Ternyata ada beberapa hal positif yang saya rasakan ketika berjalan kaki. Apalagi jika selama perjalanan diimbangi dengan udara sejuk segar, kondisi trotoar yang baik, dan minimnya berbagai polusi (suara, udara, bau, dan pandangan).

Rasa penasaran saya akan asal mula kata trotoarpun membawa saya mencari-cari arti kata tersebut. Menurut BENNY H HOED Guru Besar Emeritus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dalam forum pembaca kompas, beliau menulis bahwa trotoar dari bahasa Perancis trottoir. Maknanya adalah sebagian tepi jalan dengan lebar tertentu dan ditinggikan yang dibuat khusus untuk pejalan kaki. Asal kata ini sebenarnya verba trotter yang berarti (untuk kuda) berlari-lari kecil. Memang asal mulanya di Perancis trottoir berfungsi sebagai jalan untuk kuda berjalan di tepi jalan raya. Kemudian berkembang fungsinya menjadi jalan untuk pejalan kaki. Padanan kata ini dalam bahasa Inggris adalah pavement (Britania) atau sidewalk (Amerika).

Oow ternyata trotoaritu bukan asli bahasa Indonesia maupun Nusantara. Dari segi hukum, ternyata masalah trotoar ini memiliki dasar hukum, yaitu Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada UU tersebut trotoar merupakan salah satu pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan (pasal 45 ayat 1). Lebih jauh lagi pada pasal 131 dan 132 menjabarkan tentang hak dan kewajiban pejalan kaki dalam berlalu lintas. Di situ jelaskan bahwa pejalan kaki berhak atas tersedianya trotoar.

Semakin lama, ternyata saya semakin tertarik dengan trotoar, rasa ketertarikan itu semakin muncul ketika saya mulai menikmati olahraga yang terkenal murah tanpa modal, yaitu “Lari”. Akhir 2014 saya tamat mengenyam pendidikan di Bandung, kemudian langsung balik ke Almamater (UPN “Veteran” Yogyakarta) untuk menjadi tenaga pengajar. Di jogja inilah saya usahakan lari pagi seminggu 2 kali sebagai olahraga rutin. Trotoar merupakan sahabat akrab pelari urban seperti saya ini. Apalagi ketika saya berada di Negara orang atau ketika saya melakukan “Lari” di kota orang dengan fasilitas trotoar yang mendukung, rasa nyaman dan bahagia mendadak muncul. Andai setiap daerah di Indonesia memiliki trotoar yang layak, alangkah nyamannya berjalan walaupun dalam cuaca yang kurang mendukung.

Trotoar di salah satu sudut kota Bukittinggi dan Macau

 

 

Trotoar di salah satu sudut kota Bandung, Tokyo, dan Prefektur Kawasaki

 


Komentar


comments_avatar
Jasa Outbound Surabaya
2015-11-24 10:27:20

Saya senang sekali menemukan postingan anda dan bisa ikut memberi komentar menurut saya sangat berharga sekali bisa membaca tulisan anda, dan pada kesempatan ini akan saya manfaatkan untuk sumber referensi saya Terima kasih banyak telah berbagi, saya berharap anda terus semangat menulis topik selanjutnya http://paketraftingmalangpaketrafting.blogspot.co.id https://www.youtube.com/watch?v=R_bx0wu-uc8



Tinggalkan Komentar

Pastikan semua kolom sudah terisi dengan benar!.
kirim komentar