Aldin Ardian, ST, MT

Uni Eropa atau European Union yang terdiri dari 28 negara memiliki perhatian terhadap pendidikan, maka mereka membentuk konsorsium lalu mendirikan program yang disebut Erasmus Mundus dan berubah namanya per Januari 2014 menjadi Erasmus+. Yups, beasiswa yang akan saya bahas ini merupakan beasiswa prestis dan beasiswa ini tentunya menjadi idola bagi mahasiswa yang ingin meneruskan jenjang pendidikan di Eropa.

Nama Erasmus sendiri diambil dari nama seorang filsuf Belanda yang bernama lengkap Desiderius Erasmus. Dalam menyebarkan ilmu pengetahuannya, beliau keliling eropa dan meninggal dunia di Basel, Swiss, 1936 pada usia 69 tahun. Mungkin karena perjalanan hidupnya itu, nama beliau dijadikan sebuah nama program pendidikan ERASMUS (European Region Action Scheme for the Mobility of University Students).

Yang menarik dari program ini adalah skema perkuliahannya yang mengharuskan kita berpindah – pindah universitas yang tentunya berpindah negara juga dalam lingkup uni Eropa. Masing – masing program mengharuskan pindah antara 3 hingga 4 universitas. Yang pernah saya coba (dan gagal) adalah program EMMEP (European Mining, Minerals and Environmental Program) yang mana sekarang sudah tidak tercover Erasmus lagi. Program ini mewajibkan pesertanya memilih perkuliahan di TU Delft (Belanda), University of Miskolc (Hungaria), Aalto University (Finlandia), RWTH Aachen (Jerman), dan Wroclaw University (Polandia). Lebih dari itu, ada kewajiban mengikuti seminar di negara tertentu. Menarik bukan?

Sedikit berbagi tentang program Erasmus yang saya ketahui, program ini memiliki kurikulum yang berpindah universitas seperti yang telah saya sebutkan dan Erasmus juga menyediakan beasiswanya. Bisa juga kita diterima di programnya, tetapi beasiswanya kita tidak terima, maka kita bisa mencari sumber pendanaan lain. Situs resmi Erasmus+ adalah : http://ec.europa.eu/programmes/erasmus-plus/index_en.htm

Tiap tahun belum tentu programnya selalu ada, jadi ya jangan malas untuk mantengin programnya, biasanya jika program yang kita inginkan sudah tidak ada, aka nada program baru dengan materi yang kurang lebih sama.

Model aplikasi program ini terdiri dari:

1. Key Action 1 (Learning Mobility of Individuals)
2. Key Action 2 (Cooperation for Innovation and the Exchange of Good Practices)
3. Key Action 3 (Support for Policy Reform)
4. Jean Monnet Action
5. Sport Action

Secara umum biaya yang di-cover Erasmus+ adalah:

1. Biaya travel                            : € 2000 - € 3000/year
2. Instalation Cost                     : €1000
3. Monthly Allowance               : €1000/month
4. Tuition Fee and Insurance   : At Cost

Program ini secara pribadi saya sebut prestis karena biaya yang di-cover mencakup semua komponen akademis dan non-akademis. Sehingga, dengan mendapatkan beasiswa ini, kita tidak perlu lagi khawatir masalah finansial. Bahkan, seorang teman saya (Erasmus Scholar), di akhir tahun pertamanya mampu menabung untuk jalan – jalan ke Asia Timur, lumayan bukan.

Gambar 1. Skema Perpindahan Universitas pada Program Management and Engineering of Environment and Energy

Gambar 2. Skema Perpindahan Universitas pada Program Georesources Engineering

Pelajaran yang saya ambil adalah tentang persiapan. Yup, pada tahun 2010, 6 bulan sebelum kelulusan saya, pertama kalinya saya mengenal ada istilah IELTS, saya nekat mendaftar, dan hasilnya yang kurang baik. Dari sini saya menyimpulkan jika ingin mengejar beasiswa dan kuliah di universitas impian, persiapan paling tidak 1 tahun sebelumnya. Mengincar jadwal dibukanya aplikasi pendaftaran, persiapan kemampuan bahasa Inggris, motivation letter, pedekate dengan dosen untuk meminta surat rekomendasi merupakan persiapan yang terlihat sepele tapi ternyata memakan waktu yang tidak sedikit.

Bagi teman – teman yang ingin mendaftar beasiswa prestisius nan bergengsi ini, saran saya, persiapkan kelengkapan berkas secara umum jauh – jauh hari.